Hari ini, dunia memperingati Hari Kanker Sedunia dengan tema “Close the Care Gap” yang menyoroti pentingnya mengatasi kesenjangan dalam perawatan kanker. Di Indonesia, peringatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker, serta menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam penanganan penyakit mematikan ini.
Situasi Kanker di Indonesia
Berdasarkan data dari Pusat Observasi Global atau Globocan, pada tahun 2024, Indonesia mencatat lebih dari 408.661 kasus baru kanker dan hampir 242.099 kematian akibat penyakit ini. Jenis kanker yang paling umum di Indonesia meliputi kanker payudara, kanker serviks, kanker paru-paru, kanker kolorektal, dan kanker hati. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menandakan perlunya upaya lebih intensif dalam pencegahan dan penanganan kanker.
Rencana Kanker Nasional 2024-2034
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini, memaparkan Rencana Kanker Nasional 2024-2034. Rencana ini bertujuan untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker melalui pendekatan komprehensif yang mencakup pencegahan, deteksi dini, pengobatan, dan perawatan paliatif. Beberapa strategi utama dalam rencana ini antara lain:
- Peningkatan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Menggalakkan kampanye edukasi tentang faktor risiko kanker, seperti merokok, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
- Penguatan Layanan Deteksi Dini: Memperluas akses layanan skrining untuk jenis kanker umum, seperti kanker payudara dan serviks, terutama di daerah terpencil.
- Peningkatan Kualitas Pengobatan: Meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dan tenaga medis dalam penanganan kanker sesuai standar internasional.
- Pengembangan Layanan Paliatif: Menyediakan layanan perawatan paliatif yang komprehensif bagi pasien kanker stadium lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tantangan dalam Penanganan Kanker di Indonesia
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam penanganan kanker, antara lain:
- Keterbatasan Akses Layanan Kesehatan: Banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, yang belum memiliki fasilitas dan tenaga medis yang memadai untuk deteksi dini dan pengobatan kanker.
- Biaya Pengobatan yang Tinggi: Pengobatan kanker seringkali memerlukan biaya yang besar, sehingga menjadi beban bagi pasien dan keluarga, terutama bagi mereka yang tidak memiliki jaminan kesehatan.
- Stigma dan Kurangnya Kesadaran: Masih terdapat stigma negatif terhadap penyakit kanker dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini, yang menyebabkan banyak kasus ditemukan pada stadium lanjut.
Peran Masyarakat dalam Pencegahan Kanker
Peringatan Hari Kanker Sedunia ini juga menjadi ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan kanker. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengadopsi Gaya Hidup Sehat: Menghindari faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan tidak sehat.
- Melakukan Skrining Rutin: Mengikuti program skrining yang tersedia untuk mendeteksi kanker secara dini.
- Mendukung Pasien Kanker: Memberikan dukungan moral dan material kepada pasien kanker dan keluarganya, serta menghilangkan stigma negatif terhadap penyakit ini.
Kesimpulan
Hari Kanker Sedunia 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat upaya penanggulangan kanker melalui peningkatan kesadaran, perbaikan layanan kesehatan, dan partisipasi aktif masyarakat. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan angka kejadian dan kematian akibat kanker dapat ditekan, menuju Indonesia yang lebih sehat dan produktif.